Wawacan Ahmad Muhammad mengisahkan petualangan Raja Muhammad dan Raden Ahmad dalam membalas dendam atas kematian ibu mereka. Dimulai dengan kisah Raja Jemur dari negeri Sam yang bertapa bersama Syekh Jagung, cerita berlanjut dengan intrik Arya Wijaya dan peperangan melawan Raja Habsi. Manuskrip ini ditulis dalam bentuk prosa wawacan, terdiri dari 315 halaman kertas tradisional dengan tinta hitam dan merah. Naskah ini memuat 64 pupuh yang berbeda, termasuk Dangdanggula, Kinanti, dan Kasmaran. Ditulis oleh Purawira atas prakarsa Sultan-sultan Cirebon pada 21 Maret 1940 di Bandung, naskah ini berasal dari Cirebon dan kini disimpan di Museum Negeri Jawa Barat “Sribaduga” Bandung. Secara fisik, naskah ini masih dalam kondisi baik meskipun kertasnya kusam kecoklatan, dengan penjilidan yang agak ketat.
Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.