Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Doa

Doa Istigfar: Untaian Harapan dari Bandung Abad ke-20

Manuskrip Doa Istigfar ini menjelaskan tentang keutamaan membaca doa istigfar berdasarkan hadis Nabi Muhammad SAW. Dijelaskan bahwa dengan mengucapkan istigfar dengan baik dan pada waktu yang tepat, seseorang akan mendapatkan ampunan dari segala dosa yang telah diperbuat. Naskah ini ditulis dalam bahasa Sunda dan Arab menggunakan aksara Pegon. Berbentuk prosa dan terdiri dari 4 halaman yang ditulis. Naskah ini berasal dari Bandung pada abad ke-20, tepatnya dari Bapak Jatma di Kp. Gegerkalong, Desa dan Kecamatan Sukasari, Kabupaten Bandung. Saat ini, naskah tersebut disimpan di EFEO Bandung. Ukuran halamannya adalah 17 x 10,5 cm, dengan ukuran tulisan 13,5 x 8 cm. Naskah ini terdiri dari 1 jilid dengan alas naskah berupa kertas Eropa yang memiliki filigran. Penomoran halaman ditambahkan kemudian. Tinta yang digunakan berwarna hitam, dan tulisan masih terlihat kontras. Secara fisik, kertasnya agak kusam dan tampak kecoklatan, dengan beberapa bagian robek. Tidak ada penjilidan pada naskah ini. Kondisi teksnya tidak utuh karena bagian awal dan akhir teks hilang.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Kisah Lokayanti: Wawacan Sunda dari Tasikmalaya Abad ke-20

Telusuri kisah Lokayanti, raja penentang Amir Hamzah dalam Wawacan Lokayanti. Manuskrip berbahasa Sunda beraksara Pegon ini ditulis pada tahun 1913 di Tasikmalaya. Naskah ini memberikan gambaran tentang sastra Sunda bernuansa keislaman awal.

Wawacan Suryakanta: Kisah Cinta, Pengkhianatan, dan Keberanian

Kisah Wawacan Suryakanta membawa kita ke dalam dunia percintaan, intrik, dan keberanian. Emban Turga yang cintanya ditolak, hilangnya seorang pangeran, hingga pengkhianatan yang berujung pengusiran. Semua terangkum dalam manuskrip yang ditulis dalam Bahasa Sunda ini.

Menelusuri Jejak Sejarah Wali: Narasi Wawacan Babad Cirebon dalam Bahasa Sunda

Telusuri kisah Babad Cirebon dalam bentuk wawacan, sebuah puisi tradisional Sunda yang memikat. Manuskrip ini membawa kita dalam perjalanan sejarah para wali, dengan fokus pada peristiwa sayembara Nyi Panguragan dan pertemuannya dengan Syekh Magelung. Naskah ini merupakan versi ringkas yang kaya akan nilai sejarah dan budaya.

Primbon: Ramalan dan Mantra dari Banjaran Bandung

Telusuri kearifan lokal melalui manuskrip Primbon yang memuat ramalan, doa, dan mantra. Naskah kuno ini memberikan panduan melalui simbol-simbol terkait mimpi, getaran tubuh, dan perhitungan waktu bercocok tanam. Mari kita simak lebih dekat isi dan detail menarik dari naskah ini.

Layang Carios Samud: Kisah Islam dari Cirebon Abad ke-19

Telusuri jejak sejarah Islam di Cirebon melalui Layang Carios Samud, sebuah manuskrip kuno yang ditulis pada tahun 1819 M. Naskah ini, yang tersimpan di Keraton Kacirebonan, memuat kisah bertema keislaman dalam bahasa Jawa Cirebon, ditulis dengan aksara Pegon dan Cacarakan. Temukan detail menarik tentang naskah ini, mulai dari cap kertas hingga catatan penulisnya.

Lampu Aladin: Kisah Magis dari Bandung Abad ke-19

Temukan kisah magis Lampu Aladin yang ditulis dalam bahasa Sunda Aksara Pegon. Manuskrip ini mengisahkan tentang lampu ajaib dan petualangan menemukannya. Sebuah wasiat membawa pada penemuan lampu yang dijaga harimau, menghadirkan kisah klasik dengan sentuhan lokal Bandung.

Serat Kanda Ning Ringgit Purwa: Kisah Mitologi dan Sejarah Jawa

Telusuri jejak mitologi dan sejarah Jawa dalam manuskrip Serat Kanda Ning Ringgit Purwa. Naskah kuno ini menyimpan kisah panjang dari Adam hingga Jaka Tingkir, raja Pajang, serta rangkuman dalam bahasa Jawa dan Belanda. Mari selami lebih dalam isi dan detail metadata manuskrip ini.

Menjelajahi Pustaka Rajya-Rajya i Bhumi Nusantara: Katalog Naskah Kuno Cirebon

Telusuri kekayaan intelektual masa lalu melalui manuskrip Pustaka Rajya-rajya i Bhumi Nusantara. Naskah berbahasa Jawa Cirebon ini, ditulis menggunakan aksara Cacarakan, menyimpan katalog penting dari berbagai judul naskah dari seluruh Nusantara. Disusun di bawah tanggung jawab Pangeran Wangsakerta, naskah ini menjadi jendela menuju khazanah pengetahuan kuno.