Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Surat Pengukuhan Makam

Surat Pengukuhan Makam: Wasiat Adipati Wiraadiningrat dari Manonjaya

Manuskrip ini berisi salinan surat pemberitahuan yang ditulis oleh Bupati Sukapura, W.G. Adipati Wiraadiningrat, yang ditujukan kepada penghulu Afdeling Kolot. Dalam surat tersebut, Adipati Wiraadiningrat menginstruksikan agar penggunaan piagam diganti dengan surat Residen saja. Manuskrip ini ditulis dalam bahasa Sunda menggunakan aksara Latin, berbentuk puisi wawacan dan terdiri dari 2 halaman. Naskah ini dibuat di Manonjaya pada tahun 1899. Kondisi fisik kertas agak kusam kehitam-hitaman tetapi masih kokoh dan tulisan umumnya masih terbaca. Naskah ini berasal dari Aa Badrussalam, Kp. Pamijahan, Desa Bongas, Kecamatan Bantarkalong, Kabupaten Tasikmalaya, dan saat ini disimpan di EFEO Bandung. Ukuran halaman naskah adalah 32 x 21 cm, dengan ukuran tulisan 30 x 19,5 cm.

Sumber: Ekadjati, Edi S. dan Darsa, Undang A. (1999). Jawa Barat, Koléksi Lima Lembaga: Katalog Induk Naskah Nusantara Jilid 5A. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Manuskrip Lainnya


Wawacan Manakib Syekh Abdul Qadir Jaelani: Kisah Sang Wali dari Bagdad dalam Syair Sunda

Manuskrip ini mengisahkan riwayat hidup Syekh Abdul Qadir Jaelani, seorang Waliyullah yang lahir di Kaelan, Bagdad, dalam bentuk wawacan berbahasa Sunda. Naskah ini merupakan bagian dari khazanah sastra Sunda yang kaya akan nilai-nilai tasawuf aliran Tarekat Qodariyah. Mari selami kisah dan ajaran sang wali melalui manuskrip kuno ini.

Menjelajahi Tarekat Satariyah: Warisan Naskah Kuno dari Ciamis

Telusuri ajaran Tarekat Satariyah melalui naskah kuno yang ditulis dalam bahasa Jawa, Sunda, dan Arab. Naskah ini, yang berasal dari abad ke-19 Ciamis, mengungkap dialog mendalam tentang ajaran tarekat, tuntunan dzikir, dan hakikat sifat-sifat Allah. Mari kita selami lebih dalam warisan intelektual Islam ini.

Kisah-Kisah Wawacan: Ogin, Jaka Surti, Kean Santang, dan Ahmad Muhamad dalam Manuskrip Sunda

Telusuri kekayaan sastra Sunda melalui manuskrip "Kumpulan Wawacan" yang memuat empat cerita epik dalam bentuk puisi wawacan. Naskah ini menghadirkan kisah-kisah Ogin Amarsakti, Jaka Surti, Kean Santang, dan Ahmad Muhamad, yang ditulis dalam aksara Pegon. Manuskrip ini menawarkan wawasan mendalam tentang budaya, nilai-nilai, dan sejarah masyarakat Sunda.

Koleksi Surat-Surat Pendek Al-Qur'an: Warisan Bandung Abad ke-20

Temukan keindahan spiritual dalam manuskrip kuno 'Surat-Surat Pendek Al-Qur'an'. Naskah ini menghadirkan 14 surat pendek dari juz 30 yang sering dilantunkan dalam salat. Sebuah artefak berharga dari Bandung abad ke-20, menyimpan jejak keimanan dan tradisi.

Lampu Aladin: Kisah Magis dari Bandung Abad ke-19

Temukan kisah magis Lampu Aladin yang ditulis dalam bahasa Sunda Aksara Pegon. Manuskrip ini mengisahkan tentang lampu ajaib dan petualangan menemukannya. Sebuah wasiat membawa pada penemuan lampu yang dijaga harimau, menghadirkan kisah klasik dengan sentuhan lokal Bandung.

Ningrum Kusumah (Suryaningrat): Kisah Cinta Putri Arab di Tanah Sunda

Manuskrip kuno berbahasa Sunda ini mengisahkan cerita Ningrum Kusumah, seorang putri Arab yang mencari anak panahnya hingga ke Pulau Jawa. Pertemuannya dengan Suryaningrat, pemuda tampan, membawanya ke dalam jalinan cinta dan pernikahan. Kisah ini tertuang dalam bentuk puisi wawacan yang digemari masyarakat Sunda.

Mistik, Ilmu Agama, dan Mitologi: Menjelajahi Khazanah Primbon Ciamis

Telusuri dunia mistik, teologi Islam, dan mitologi dalam manuskrip kuno dari Ciamis. Salinan dari primbon yang ditulis pada daun nipah dan bambu ini menyimpan pelajaran berharga, ramalan, hingga mantera penolak bala. Ditemukan dalam koleksi Hazeu, naskah ini menawarkan jendela unik ke dalam kepercayaan dan praktik spiritual masyarakat Sunda dan Jawa.

Munding Liman: Kisah Raja Kawung Gading dan Dua Permaisuri

Manuskrip Sunda berjudul Munding Liman mengisahkan tentang raja Kawung Gading bernama Purba Mantri Menak Pelog Pajajaran yang memiliki dua permaisuri. Teks ini, meskipun tokoh-tokohnya berasal dari masa pra-Islam, telah dilegitimasi secara Islam.