Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Umar Maya

Umar Maya: Kisah Pengembaraan dan Perjuangan Keluarga yang Teraniaya

Manuskrip ini mengisahkan Umar Maya sekeluarga yang diusir oleh Amir Hamzah dari istana karena dianggap ceroboh hingga menghilangkan azimat kesaktian. Penderitaan mereka bertambah saat pengembaraan karena anak dan istrinya menghilang. Umar Maya diselamatkan oleh Ratu Ragamala yang kemudian menjadi istrinya. Atas petunjuk ratu, Umar Maya mengetahui bahwa azimatnya dicuri oleh Raja Ayaban, tempat anak dan istrinya berada dalam ancaman. Dengan azimat yang ditemukan kembali, Umar Maya memenangkan peperangan dan kembali ke negerinya. Manuskrip ini ditulis dalam bahasa Sunda menggunakan huruf Arab, berbentuk puisi, dan terdiri dari 57 halaman dengan ukuran 26 x 23,5 cm (22,5 x 21,5 cm). Naskah ini berasal dari salinan yang berada di Asep Saefudin, Desa Samida, Kecamatan Selaawi, Garut.

Sumber: Ekadjati, Edi S. (1988). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.

Manuskrip Lainnya


Menelusuri Jejak Sejarah Cirebon dalam Untaian Wawacan

Kisah epik Babad Cirebon hadir dalam bentuk puisi wawacan yang memikat. Manuskrip ini mengisahkan perjalanan Raden Walangsungsang dan Raden Warasantang, putra Prabu Siliwangi, dalam mencari ilmu agama Islam. Hingga berdirinya kekuasaan Islam di Cirebon oleh Syarif Hidayat atau Sunan Gunung Jati.

Umarmaya: Kisah Perselisihan Heroik dalam Wawacan Sunda

Manuskrip Umarmaya adalah sebuah karya sastra Sunda berbentuk wawacan yang ditulis dalam aksara Pegon. Naskah ini menyimpan kisah perselisihan antara Amir Hamzah dan Umarmaya, dua tokoh penting dalam siklus Amir Hamzah. Kisah ini diperkirakan sebagai saduran dari Syah Name (Iran Kuno), memberikan warna budaya yang kaya pada khazanah sastra Sunda.

Untaian Puji: Manuskrip Pupujian Sunda Abad ke-20 dari Bandung

Temukan keindahan spiritualitas Islam dalam manuskrip Pupujian berbahasa Sunda ini. Berasal dari abad ke-20 di Bandung, naskah ini berisi puji-pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW. Syair-syair yang dikumandangkan sebelum shalat ini, menghadirkan kedamaian dan kekhusyukan.

Ogin Amar Sakti: Kisah Putra Permaisuri dari Banjaran Bandung

Telusuri kisah Ogin Amar Sakti, seorang putra permaisuri yang difitnah dan terusir dari istana. Wawacan berbahasa Sunda beraksara Pegon ini mengungkap intrik kerajaan, kejahatan yang terungkap, dan kemenangan kebenaran. Manuskrip ini menawarkan jendela ke dalam budaya dan sastra Sunda pada abad ke-20.

Mengungkap Tragedi Bubat dan Silsilah Raja-Raja Jawa dalam Naskah Nagarakretabhumi

Telusuri jejak sejarah kelam Perang Bubat dan silsilah panjang raja-raja yang pernah berkuasa di tanah Jawa melalui manuskrip kuno Nagarakretabhumi. Naskah ini menyimpan kisah heroik dan tragedi, serta mengantarkan kita pada pemahaman mendalam tentang kerajaan-kerajaan besar seperti Majapahit, Singosari, hingga Tarumanagara. Sebuah warisan berharga untuk mengenal jati diri bangsa.

Layang Lelampahan: Kisah Perang dan Penyebaran Islam dari Cirebon

Telusuri lembaran sejarah melalui Layang Lelampahan Raja Madina Perang Kalih Raja Pirngaun, sebuah manuskrip puisi wawacan berbahasa Jawa Cirebon yang ditulis menggunakan aksara Cacarakan. Naskah ini menyimpan kisah pertempuran melawan kaum Firaun dan penyebaran agama Islam di Tanah Jawa. Dengan tokoh sentral seperti Pangeran Keansantang dan Bagenda Ali, manuskrip ini menawarkan perspektif unik tentang masa lalu.

Menelusuri Jejak Leluhur: Silsilah Rd. Natakusumah dari Talaga

Manuskrip Silsilah Rd. Natakusumah menguak sejarah panjang keluarga Natakusumah dari Talaga, Majalengka. Ditulis dalam bahasa Sunda dan aksara Latin, naskah ini menyimpan informasi penting mengenai silsilah keluarga, riwayat asal-usul, catatan keagamaan, hingga keterkaitan dengan tokoh-tokoh penting Pajajaran. Sebuah warisan berharga yang menghubungkan kita dengan masa lalu.

Mantra dan Doa: Warisan Teks Sunda-Jawa dari Pangalengan

Telusuri khazanah spiritual dan agrikultural dalam manuskrip "Mantra dan Doa". Naskah kuno ini memuat koleksi doa keselamatan, mantra pertanian terkait Nyai Pohaci Sanghyang Sri, dan perhitungan palintangan. Sebuah jendela ke kepercayaan dan praktik masyarakat Sunda-Jawa di akhir abad ke-19.