
Naskah ini mengisahkan penghormatan masyarakat dan kepala daerah di Jawa Barat serta Pulau Jawa terhadap Susuhunan Jati di Cirebon. Beliau dipandang sebagai guru agama (Islam), wali, dan Rajarsi yang menurunkan raja-raja Banten, Kalapa, dan Cirebon. Juga diceritakan tentang hubungan keluarga beliau dengan raja-raja Demak, Pajang, dan Mataram. Naskah ini mencatat bahwa Susuhunan Jati wafat pada tahun 1490 Saka (1568 M) dan dimakamkan di puncak Gunung Sembung, sementara menantunya, Fadhilah Khan, wafat pada tahun 1492 Saka (1570 M). Selain itu, naskah ini mengulas kerajaan-kerajaan Mataram, Pajang, dan Demak sebagai kerajaan lanjutan, serta perlawanan Trunojoyo terhadap Sultan Mataram Amangkurat dan upaya Sultan Ageng Tirtayasa dari Banten menyelamatkan Pangeran Mertawijaya dan Pangeran Kartawijaya dari Cirebon yang disekap di Mataram. Manuskrip ini diperoleh melalui pembelian pada tanggal 17 Maret 1978. Berukuran 25 x 37 cm dengan area teks 17 x 28 cm, tebalnya mencapai 100 halaman. Ditulis dalam huruf Jawa-Cirebon dan bahasa Jawa-Cirebon berbentuk prosa. Saat ini, naskah ini disimpan di Museum Negeri Jakarta.
Sumber: Ekadjati, Edi S. (1988). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.