Wawacan Sulanjana mengisahkan legenda asal mula padi yang sangat penting bagi masyarakat agraris. Cerita berawal ketika Dewi diperintahkan membuat 'tatapakan', dan Dewa Anta menangis karena keterbatasan inderanya. Air matanya berubah menjadi tiga telur. Dua telur hilang karena dikhianati Sang Elang Belang, sementara satu telur berhasil dibawa ke Dewa Guru. Setelah ditetaskan oleh Dewa Anta, telur itu berubah menjadi putri cantik bernama Sri Pohaci. Karena tidak diizinkan menikah dengan Dewa Guru, Dewi Sri Pohaci dimatikan, dan dari makamnya tumbuhlah pohon padi. Manuskrip ini berasal dari Atma, Citokbray, Cimanggung, Cikeruh. Naskah ini berukuran 22 x 17 cm dengan tebal 42 halaman dan ditulis dalam huruf Arab, menggunakan bahasa Sunda-Jawa dialek Krawang. Setiap halaman berisi 14 baris.
Sumber: Ekadjati, Edi S. (1988). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.