Berita

Informasi terkait Rumah Naskah Nusantara dan pernaskahan.

Workshop Pembuatan Kertas Daluang

Sabtu, 22 Pebruari 2025 Yayasan Rumah Naskah Nusantara mengadakan kegiatan Workshop Pembuatan Kertas Daluang sebagai Upaya Penyelamatan Tradisi Pembuatan Kertas Tradisional di pesantren. Daluang merupakan sarana pendukung utama bagi penulisan naskah atau tradisi tulis di beberapa wilayah Nusantara. Terutama pada masa Pra-Islam. Pada zaman dulu, daluang merupakan bahan pakaian para pertapa atau kelengkapan upacara keagamaan.

Dalam masyarakat Sunda, daluang merupakan kertas yang berasal dari kulit pohon saeh. Nama latin dari pohon ini adalah Broussonetia papyrivera Vent yang dalam bahasa Inggris lebih dikenal dengan sebutan paper mulberry. Kulit pohon ini selain digunakan sebagai media tulis, juga digunakan sebagai media lukis. Lembaran yang dihasilkan memiliki kekuatan, dan ketahanan dalam jangka waktu yang tahan lama, bahkan menghasilkan permukaan yang relatif dasar.

Kegiatan Workshop Pembuatan Kertas Daluang ini diselenggarakan di Pondok Pesantren An-Nasuhi, Kecamatan Cipaku, Kabupaten Ciamis. Di mana kegiatan ini diikuti oleh kurang lebih tigapuluh peserta yang berasal dari Pondok Pesantren, terdiri dari siswa/siswi/santri yang duduk di bangku sekolah menengah pertama, dan menengah atas.

Kegiatan ini juga diikuti oleh perwakilan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Cipaku, Keluarga Besar Nahdlatul Ulama, guru, mahasiswa, dan komunitas-komunitas kepemudaan, di antaranya Nonoman Galuh, Punakawan Picture, dan Komunitas Akar (Kuningan). Workshop Pembuatan Kertas Daluang ini merupakan salah satu kegiatan dari Program Pemanfaatan Hasil Kelola Dana Abadi Kebudayaan Tahun 2025 Kategori Dukungan Instistusional Bagi Keberlanjutan Organisasi Kebudayaan Yayasan Rumah Naskah Nusantara.

Pemanfaatan daluang sebagai media dalam tradisi tulis menulis lebih terlihat di masa Islam. Penggunakan kertas daluang sedemikian memasyarakat khususnya untuk keperluan praktis sehari-hari di lingkungan pesantren dan kebutuhan administrasi pemerintah lokal. Sebagian besar naskah-naskah pada masa Islam ditulis dengan media daluang dan telah menjadi bukti sejarah kejayaan kertas ini di masa lampau dan sekaligus menjadi catatan tersendiri atas pengetahuan nenek moyang. Dengan demikian, kegiatan ini merupakan upaya untuk mengenalkan atau menghidupkan kembali tradisi masa lampau kepada generasi muda.

Rumah Naskah Nusantara menghadirkan Kardono, sebagai tutor. Beliau adalah praktisi kertas Daluang yang berasal dari Indramayu. Para peserta terlihat antusias untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sejarah dan proses bagaimana pembuatan kertas tradisional bernama Daluang tersebut. Satu-persatu, mereka mempraktekkan dari mulai proses mengupas batang pohon Saeh, sampai proses mengeringkan dan jadilah kertas daluang yang sudah siap pakai.

Informasi Lainnya


Édi S. Ékajati: Gurubesar dan Filolog yang Mengabdikan Hidup untuk Budaya Sunda

Édi S. Ékajati adalah seorang akademisi dan peneliti yang mendedikasikan hidupnya untuk mempelajari sejarah dan kebudayaan Sunda. Karya-karyanya mencakup berbagai buku, penelitian, serta kontribusi penting dalam pengembangan studi Sunda di Indonesia.

Undang Ahmad Darsa: Pelestari Kearifan Lokal melalui Filologi Sunda

Undang Ahmad Darsa adalah filolog yang mendedikasikan hidupnya untuk meneliti dan melestarikan naskah-naskah Sunda kuno. Karyanya mencakup transkripsi, terjemahan, dan digitalisasi naskah, serta upaya mengangkat nilai-nilai local genius dalam budaya Sunda.

Aca (Atja): Pelopor Kajian Naskah Sunda Kuna dan Sejarah Sunda

Aca (Atja), lahir di Sumedang pada tahun 1929, merupakan tokoh penting dalam studi bahasa dan naskah Sunda Kuna. Ia dikenal sebagai Kepala Museum Jawa Barat pertama dan memiliki kontribusi besar dalam mengkaji naskah-naskah kuno, termasuk Naskah Wangsakerta yang kontroversial.

Yayasan Rumah Naskah Nusantara mengadakan Kegiatan “Ngaguar Naskah” (Bedah Naskah)

Kegiatan bedah naskah ini merupakan salah satu upaya penyebarluasan informasi, pengkajian, pemeliharaan serta pelestarian naskah kuno. Dengan kegiatan ini, diharapkan seluruh informasi, baik berupa ilmu pengetahuan maupun nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam naskah kuno dapat ditransformasikan dengan baik kepada masyarakat, khususnya generasi muda.

Program-program Rumah Naskah Nusantara

Program-program Rumah Naskah mencerminkan upaya-upaya pemajuan segala aspek yang terkait dengan pernaskahan Nusantara, baik dari sisi akademis, preservasi naskah sebagai benda budaya, maupun memastikan masyarakat pemilik kebudayaan naskah semakin sadar akan pentingnya warisan leluhur ini.

Penyelamatan Manuskrip di Rumah Naskah Nusantara

Masyarakat Nusantara memiliki arsip-arsip penting, di antaranya arsip/dokumen yang berbentuk naskah kuno. Saat ini, naskah kuno banyak yang tersebar di perpustakaan di dalam dan luar negeri atau menjadi koleksi personal yang belum terhubung satu sama lain. Seiring berjalannya waktu, arsip-arsip tersebut banyak yang rusak bahkan hilang.