Kabar Naskah

Menampilkan informasi manuskrip di Jawa Barat.

Mistik Agama

Jejak Mistik dan Ilmu Agama dalam Catatan Kuno

Manuskrip ini berisi uraian mendalam mengenai mistik dan ilmu keagamaan. Di dalamnya terdapat cerita tentang Syeh Syamsyu Tabriz, penjelasan tentang salat, dan nama-nama 4 cahya upas yang jatuh di Mekah, Cirebon, Galuh, dan Ujung Kulon Panaitan. Dijelaskan pula bahwa barang siapa yang mengetahui nama-nama tersebut akan selamat. Manuskrip ini juga merupakan salinan dari naskah 7741a, yang berisi doa-doa seperti Taju’l Asrar, serta uraian dalam bahasa Arab dengan keterangan antarbaris dalam bahasa Jawa mengenai salat, niat, dan sebagainya. Naskah ini berasal dari koleksi Snouck Hurgronje, dibuat pada tahun 1936 sebagai salinan dari naskah Cicalengka tahun 1898. Naskah dengan nomor 7435b ini juga tercatat dalam Voorhoeve “Handlist of Arabic mss.” tahun 1957. Manuskrip ini berukuran 18 x 23 cm (ukuran teks 12 x 16 cm), terdiri dari 132 halaman dengan 13 baris per halaman, ditulis dalam huruf Arab dengan bahasa Arab, Jawa, dan Sunda, dan berbentuk prosa. Saat ini, naskah tersebut tersimpan di Perpustakaan Universitas Leiden.

Sumber: Ekadjati, Edi S. (1988). Naskah Sunda: Inventarisasi dan Pencatatan. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran.

Manuskrip Lainnya


Menelusuri Jejak Para Wali: Wawacan Sejarah Wali dari Cirebon

Naskah kuno Sejarah Wali ini mengungkap kisah legitimasi Wali Sanga, tokoh-tokoh penyebar agama Islam di Nusantara, khususnya Sunan Gunung Jati. Dalam bentuk puisi wawacan, naskah ini diperkirakan memiliki keterkaitan erat dengan Babad Cirebon. Sebuah warisan berharga dari Keraton Kasepuhan Cirebon yang kini tersimpan di EFEO Bandung.

Ganda Resmi: Kisah Pilu Putra-Putri Jayengkara dalam Wawacan Sunda

Manuskrip Ganda Resmi adalah sebuah karya sastra Sunda berbentuk wawacan yang ditulis dalam aksara Pegon. Naskah ini mengisahkan perjalanan hidup penuh liku tiga putra-putri Raja Jayengkara dari Dewi Kuraesin yang diasingkan dan mengalami berbagai cobaan hidup.

Kumpulan Doa: Untaian Shalawat dan Munajat dari Abad ke-19 Bandung

Temukan khazanah spiritual dalam manuskrip "Kumpulan Doa", himpunan doa-doa berbahasa Arab, Sunda, dan Jawa yang ditulis dalam aksara Arab dan Pegon. Naskah ini menawarkan perspektif unik tentang praktik keagamaan masyarakat Bandung pada abad ke-19. Mari selami lebih dalam isi dan sejarah naskah kuno ini.

Babad Cirebon: Kisah Ratu Pajajaran dan Penyebaran Islam

Telusuri lembaran sejarah Cirebon melalui manuskrip Babad Cirebon yang memukau. Naskah ini mengisahkan perjalanan spiritual Walangsungsang dan Rarasantang, putra-putri Ratu Pajajaran, dalam mencari ilmu agama Islam. Temukan pula visualisasi menarik melalui ilustrasi bendera, burung bangau, dan gapura yang menghiasi halaman-halaman naskah kuno ini.

Menelusuri Jejak Syiar Islam dalam 'Wawacan Sajarah Wali': Kisah Mistik dari Cililin

Naskah kuno 'Sajarah Wali' membawa kita menyelami upaya penyebaran agama Islam melalui untaian puisi wawacan. Berasal dari Cililin, Bandung, manuskrip ini mengungkap ajaran mistik Islam yang disampaikan oleh Syekh Lemah Abang, menekankan konsep Manunggaling Kaula-Gusti. Mari kita telusuri lebih dalam isi dan detail menarik dari naskah ini.

Wawacan Damarwulan: Kisah Heroik dari Majapahit dalam Gubahan Sunda

Naskah Wawacan Damarwulan mengisahkan epos kepahlawanan dari zaman Majapahit dalam bentuk puisi Sunda. Ditulis dalam aksara Pegon di atas kertas lokal, naskah ini menyimpan cerita tentang intrik kerajaan, cinta, dan peperangan. Mari selami lebih dalam kisah Damarwulan melalui deskripsi berikut ini.

Sisindiran: Untaian Nasihat Islami dalam Pantun Sunda Abad ke-19

Temukan keindahan ajaran agama Islam yang terbungkus dalam seni sisindiran Sunda. Naskah kuno ini, ditulis dalam aksara Pegon, menyajikan nasihat-nasihat bijak tentang ibadah melalui untaian paparikan yang memikat. Mari selami kearifan lokal yang terkandung dalam lembaran-lembaran sejarah ini.

Menelusuri Jejak Sejarah Cirebon dalam Untaian Wawacan

Kisah epik Babad Cirebon hadir dalam bentuk puisi wawacan yang memikat. Manuskrip ini mengisahkan perjalanan Raden Walangsungsang dan Raden Warasantang, putra Prabu Siliwangi, dalam mencari ilmu agama Islam. Hingga berdirinya kekuasaan Islam di Cirebon oleh Syarif Hidayat atau Sunan Gunung Jati.